fdakwah@uinkhas.ac.id -

Prof Fawaiz: Beragama Itu Haruslah Membahagiakan

Home >Berita >Prof Fawaiz: Beragama Itu Haruslah Membahagiakan
Diposting : Kamis, 03 Jul 2025, 22:10:22 | Dilihat : 201 kali
Prof Fawaiz: Beragama Itu Haruslah Membahagiakan


JEMBER, MEDICEN FADA – Diantara orasi empat dosen UIN Kiai Haji Achmad Siddiq yang dikukuhkan sebagai guru besar pada Kamis (3/7/2025), orasi Prof. Dr. Fawaizul Umam, M.Ag yang banyak mendapat respon audiens dan dinilai paling ilmiah. Apalagi orasinya juga diselingi dengan joke-joke yang cukup menggelitik. Judul orasinya “Dari Tuhan yang Dipikirkan ke Tuhan yang Dirasakan Menuju Tuhan yang Menginspirasi Pembebasan”.

Dekan Fakultas Dakwah asal Banyuwangi ini menyebut judul orasinya bertumpu pada prasangka etik. Menurutnya, beragama itu haruslah membahagiakan. Cara beragama harus bisa bikin kita bahagia sekaligus membahagiakan sebanyak mungkin orang. “Itulah spirit etikanya. Jika tidak, berarti kita gagal mendayakan agama sebagai inspirasi ilahiyah. Dan pada gilirannya sangat mungkin kita justru tergoda memanfaatkannya sebatas aspirasi kepentingan duniawiyah atas nama agama,” tandasnya.

Selanjutnya, Fawaiz menyitir pendapat mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, bahwa agama itu inspirasi, bukan aspirasi. Jika cara beragama hanya menempatkan agama sebagai aspirasi, itu berarti menghadirkan agama tak lebih sekedar pelayan kepentingan. Sejarah membuktikan, yang mengedepankan kepentingan profetik agama, justru menjadikan agama tereksploitasi sebagai pemuas kepentingan duniawiyah dalam banyak aspek.

Bapak tiga anak ini melanjutkan, bahwa politisasi agama dan komodifikasi agama adalah salah satu fenomena sosial masif. Betapa agama menjadi media aspirasi belaka dan dengan begitu kehilangan spirit etikanya dan terjebak terus menerus dalam tarik menarik kepentingan kuasa. Sebaliknya, mengetengahkan agama sebagai inspirasi memungkinkannya menjadi kekuatan moral dan sumber spiritual yang membimbing peradaban menghidupkan nurani publik sekaligus memperkuat komitmen etis umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi agama itu ibarat pisau. Pisau bukanlah entitas yang netral. Adanya tidak serta merta baik atau buruk. Di tangan ibu ia berguna mengupas buah atau memotong sayuran. Tapi di tangan pembunuh ia bisa digunakan melukai orang. “Demikian pula agama, sangatlah tergantung pada apa spirit etik dan bagaimana cara para pemeluk melekatinya dengan fungsi dan makna,” papar guru besar Bidang Ilmu Filsafat Agama meyakinkan.

Karena itu, lanjut Fawaiz, spirit etik menjadikan agama sebagai inspirasi bagi manusia dan kemanusiaan. “Spirit yang hanya menjadikan agama sebagai aspirasi yang mengatasnamakan Tuhan dengan bermodal legitimasi ketuhanan harus ditinggalkan,” pesannya.

Selain Fawaiz, ada tiga dosen lain yang dikukuhkan sebagai guru besar oleh Rektor UIN KHAS Prof. Dr. Hefni,  S.Ag. M.M. Masing-masing Prof. Dr. Sri Lumatus Sa’adah, S.Ag, M.H.I (Bidang Ilmu Hukum Perdata Islami), Prof. Dr. Kasman, M.Fil.I (Bidang Ilmu Hadis) dan Prof. DFr. Rafid Abbas, M.A (Bidang Ilmu Hadis Ahkam).  (*)

 

Penulis: Abdul Choliq

Fotografer: Risco Agustin Megananda

Editor: Abdul Choliq, Firdaus Dwi C, Nuzul Ahadiyanto

Berita Terbaru

Digitalisasi Turats Dorong Transformasi Dakwah dan Pengembangan Ilmu Pesantren
09 Dec 2025By dakwah
Fakultas Dakwah - LPPD Gelar Seminar Nasional Digitalisasi Turats
09 Dec 2025By dakwah
Milad Prodi BKI UIN KHAS Jadi Panggung Anak-Anak SLB
28 Nov 2025By dakwah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru

Lowongan

;